Gaji Buta

Konon, seorang anak pejabat teras di Setdakab negeri Atas angen yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditengarai sudah dua tahun menikmati gaji buta. PNS yang berdinas di Kantor Pendidikan dan Latihan dinegeri tersebut selama dua tahun ini sedang mengikuti kuliah di Negeri Atas Langet dan tidak masuk kantor namun tetap menerima gaji sebagaimana PNS lainnya. Berita ini hanya sebuah berita “basi” dikuping kita. Si anak pejabat yang membuat “ramai”. Sudah bukan rahasia lagi negeri ini yang dikelola penuh dengan KKN Plus. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme plus. Mau bekerja di pemerintahan? Harus dekat dekat dengan pejabat pemerintah atau penguasa. Bila tidak harus punya dana puluhan juta alias menyogok bila ingin menjadi PNS.

Setali tiga uang di instansi negara lainnya. Mau masuk ke manapun di lembaga pengelola negara, harus menyediakan dana atau punya lobi kuat ke “atas”. Ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, dan sayangnya semakin “mengganas” di masa reformasi. Banyak yang sebelumnya mencaci maki KKN, malah diam diam terlibat sistem yang sudah sedemikian dalam dengan KKN-isme dalam mengelola negara ini. Kita boleh bertanya; berapa banyak pegawai negeri yang masuk resmi dan murni karena rekrutmen profesional? Mungkin semua akan berkilah, apalagi mereka yang terkait dengan pengeruk uang negara. Merekalah yang punya negara ini, kita cuma menumpang! Bahkan hukum pun mereka kuasai, bersama mereka yang mampu menekan, dengan berbagai cara. Lihatlah situasi terkini di Atas Angin, siapa yang dekat dengan penguasa atau mereka yang kuatlah yang akan berhasil mengeruk uang negara melalui proyek proyek atau jabatan empuk. Atau mereka yang mau mengemis, mendesak dan menjilat. Beginilah nyatanya situasi negeri yang berazas hukum dan konon amat bermoral ketimuran karena rakyatnya yang taat beragama ini.
Sungguh inilah yang sering kita sebut kepura puraan. Kasus anak pejabat negeri atas angen ini hanya sebutir pasir di sebuah pantai yang amat kotor airnya dan butir butir pasirnya. Berselemak KKN! Anda ingin memasukkan anak ke sekolah favorit? Mau masuk dan mengabdi di institusi tertentu? Bahkan ingin menjadi seorang pejabat di lingkungan basah? Bersiap siaplah pakai modal sejumlah dana pendukung.

Ya wajar sajalah, mau jadi Caleg, bupati, gubernur apalagi presiden perlu modal uang, minimal untuk kampanye atau ditabur taburkan ke konstituennya, ya rakyat. Entah sistem apa ini namanya. Soal Pilsung yang kita agung agungkan cuplikan sebuah demokrasi yang kita ambil dari negara negara dengan demokrasi maju, ternyata palsu sampai di lapangan negeri ini. Rakyat yang semakin hedonis, materialis, menilai semata mata karena uang. Kita ini hidup semakin dalam ke jurang kemunafikan. Sulit mengubah sistem yang buruk ini, meski Menteri Penertiban Aparatur Negara sendiri mengatakan aparatur negara semakin baik dari hari ke sehari. Semakin diatur, yang tidak tepat akan “dibuang” ke lembaga yang kurang berfungsi. Tapi kenyataannya kita lihat betapa banyak uang negara dihambur hamburkan sia sia, termasuk kepada jutaan penerima gaji buta.
Kita belum melongok ke instansi lain, yang makan gaji buta, yang dengan bangga menerima dana apresiasi lain yang sebenarnya “tidak halal”. Tidak halal? Siapa yang peduli di negeri yang rakyatnya, sekali lagi hampir seluruh rakyatnya semakin mengagung agungkan materi? Menghormati dan kagum kepada mereka yang punya uang dan jabatan? Maka semua orang berlomba lomba mendapat sanjungan dari rakyat seperti ini. Pemimpin dan rakyat seolah menikmatinya, dan pura pura tidak tahu bila terjadi penyelewengan, konon lagi bila mereka terlibat di dalamnya. Di mulut manis dan suci, tapi sukar melihat diri sendiri dengan cermin yang bersih.

Cermin kita kotor. Dan siapa yang mau bercermin. Toh pemimpin dan rakyat sama saja. Bukankah pemimpin lahir dari rakyat? Bagaimana rakyatnya begitulah pemimpin yang lahir. Selamat bermimpi ke negeri mimpi, yang tidak pernah ada bahkan dalam acara televisi pun bisa berganti ganti stasiun tergantung bayaran.
Begitulah wajah kita, bicara manis dan idealis, tapi setelah bertemu uang baho pun suyok (tulang bahupun lembek).

Sudahlah, lupakan cita cita membangun negara yang maju. Dan bersiaplah saling memakan bila krisis menerpa kita. Semuanya buah dari krisis moral dan rasa malu yang telah amat panjang dan kronis di negeri ini.

( Catatan kecil yang memalukan untuk nanggroe…)

28 comments

  1. Magabut=makan gaji buta 😡

    1. Singkatan yang mantaff… Hehehee

  2. maaf, ini pake id suami, soale pake nicamperenique tidak pernah sukses login dimarih *heran*

    soal magabut, udah ga heranlah, gimana lagi caranya bagi2, cara itu ya salah satunya hehehe

    1. Lho ada apa dengan wp saya kok dari akun mbak nique gak bs login??? *heran.neh*
      budaya yang tetap terjaga rapi dikalangan tertentu…

  3. soal magabut, jangan2 kita juga magabut nih…BW saat jam kerja kantor. Hhhiiii….astagfirullah…

    1. Hahaha…. syukurlah saya bewe disaat sedang tidak ada kelas…. 😀

  4. hihihih,,,, mudah2an saya ga termasuk orang yg magabut…. 😀

    makasih bang cerita yg penuh hikmah ini…

    salaam

    1. Mudah2an lah tidaK masuk dalam golongan itu bang,
      oke deh bang map, sedikit berbagi dan saling mengingatkan saja intinya
      saleum

  5. kunjungan perdana, salam kenal n kunjungi balik ya!!!

    1. Salam kenal juga sob, insya Allah akan ke tkp 🙂

  6. yang penting kerjalah sesuai tupoksi he..he…,
    emang enak makan gaji buta …..?

    1. dengar2 dari beliau beliau ntu, rasa gaji buta itu, manis dan renyah, hahahaa…

  7. Beeeeennnnnneeeerrrrr bangaet tuh….!!

    forza milan ole….

    1. Yupss…. 🙂
      forza milan

  8. Salam Takzim
    Saya nggak lho bang walau saya seorang PNS
    Salam Takzim Batavusqu

    1. Saya juga gak bang, hahahaa….
      saleum dmilano

  9. kezedot · · Reply

    heheh……………ajak ajak kalau makan y bos….heheheh

    1. Walahh…. pake gaji buta mending jangan ikut lah, ntar buncit perut… wkkkk *guyondotcom*

  10. kasus gaji buta laennya:
    anggota dewan dibayar pake duit rakyat, tapi kerjanya cuma tidur atau buka filem bokep… parah, gaji buta, gaji tuli, gaji bisu…

    sedj

    1. Sangat banyak contoh lain bang sedj, kapan ya beliau beliau tuh sadar ya bang 😦

  11. Marchei Riendra · · Reply

    Saya masih sekolah jadi belum makan gaji buta. mudah2an jangan sampai deh, iiiihhh,…amit2…

    1. Yup, lagian gak berkah sesampainya diperut mbak,… 🙂

  12. Yaaa…mudah2an segera ada Operasi Katarak dari yang berwenang sehingga dapat melihat bahwa rakyat negeri ini masih banyak yang membutuhkan

    1. Harus banyak dokter yg terlibat tuh mas nanda, hehee… soalnya sudah sangat banyak pasien katarak

  13. Arrrgrggggghhhhhh….
    *stress…baca tulisan ini…gak tau memperbaiki dari mana

    1. mohon dikoreksi mana kesalahan dr tulisan ini biar gak stress ngebacanya, sdikit info: kisah ini tentang carut marut kondisi aceh sekarang yang saya sorot. berhubung saya bukan pujangga yng pandai menulis, mohon dimaklumi kalau tak sedap dipandangan sahabat.
      saleum

  14. Sangat disayangkan sekali kalau ybs tetap menerima gaji padahal sdh tidak masuk kerja hampir 2 tahun. Seharusnya ybs merasa malu dengan apa yang telah dilakukannya dan tidak mengandalkan kekuatan dari yang namanya KKN.

    Hmmm….tapi kalau ybs memang selama 2 tahun tsb tidak masuk kerja karena tugas belajar di daerah tertentu, setahuku gajinya memang tetap dibayarkan lho 🙂

    1. sebenarnya dia tidak ditugas belajarkan oleh dinasnya, dia hanya ingin kuliah demi pangkat saja.
      saleum dmilano

Leave a reply to dmilano Cancel reply