Aku Selamat Karena Cinta Mereka

Dulu aku masih suka padanya, senantiasa mengharapkannya untuk hadir dan menemani keseharianku, entah disekolah, dibelakang rumah ataupun dibalik rumpun bambu yang rimbun disekitar rumah warga. Dia memang sangat indah, sangat eksotis dan menggairahkan tanganku untuk menyentuhnya dan membelainya.  Dengan segala daya pikatnya yang membungkam otak sadarku, dia terus memberiku sentuhan mesra yang mematikan. Aku tak menyadari betapa semua waktuku percuma saja tatkala sedang memadu kenikmatan bersamanya. Yang kutahu saat itu bahwa dia adalah primadona, dialah Cleopatra yang telah menenggelamkanku dengan kenikmatan dan aku bahagia.

Aku benar – benar takluk padanya, benar – benar tak berdaya tanpanya sehingga aku akan mencarinya kepelosok kampung, dibalik semak – semak, dibalik onggokan atap tetangga yang tergeletak ditanah walaupun tak jarang aku cuma mendapatkan seonggok tahi kucing disana. Dalam otak mudaku hanya dipenuhi oleh dia, sehingga aku tak melihat lagi senyum kasih dari Bunda, Ayah dan rengekan manja adik adikku yang manis, aku telah lepas kendali karena dia sangat nyata dalam keseharian. Harusnya saat itu aku menyadari perbuatanku yang salah ketika beberapa warga sempat memergoki aku sedang bersama dia dibalik rumpun bambu dekat sungai, tapi pelukannya malah membuatku tenggelam semakin dalam oleh kenikmatan.

Sungguh terlalunya diriku yang lupa akan adab, lupa pada siapa sebenarnya aku ini, dan untuk apakah aku dilahirkan oleh orang tuaku. Aku lalai akan kewajibanku sebagai anak, sebagai pelajar dan sebagai hamba Nya. Aku terlalu mabuk pada pesonanya yang lambat laun membuat tubuhku kurus, muka kuyu dan kinerja otakku yang terus melambat, setidaknya hasil raportku saat itu bisa dijadikan bukti nyata betapa tumpulnya otakku dalam mengikuti pelajaran disekolah. Dan dengan muka tertunduk kuterima kemarahan ayah setelah dia melihat bahwa hasil belajarku selama ini ditandai oleh warna merah diraport.

Selintas kupandangi wajah bunda yang resah dikursi sebelah. Aku tau bunda gak ingin tangan ayah singgah ditubuhku atau diwajahku. Aku tau bunda sangat sayang padaku sehingga tak pernah sekalipun mengecewakanku. Aku juga tau ayah pun demikian. Ayah memang keras tapi dia adalah panutan dalam keluargaku, seperti yang sering dikemukakan oleh adik perempuanku dulu bahwa ayah adalah lelaki yang sangat baik, baik prilakunya dan baik agamanya sehingga warga kampung  suka pada ayah dan selalu mengindahkan perkataan ayah. Ayah dan bunda sangat mencintaiku dan aku lupa akan itu semua. Ah… Sambil tetap tertunduk dibawah kemarahan ayah, aku menangis…

Aku menangis karena iba terhadap mereka, Ayah dan Bunda yang telah mengasuhku dari kecil dan mengajariku mengaji, sembahyang dan pelajaran umum sekolahan. Perbuatan mereka yang tulus, ikhlas dan tak mengharapkan pamrih selama mengasuhku  hingga aku remaja telah membuka mata hatiku bahwa yang selama ini aku lakukan adalah salah. Aku sengaja merusak diri, merusak masa depanku dan juga merusak harapan mereka berdua. Aku salah karena terlalu merendahkan diri pada beberapa helai daun yang selama ini menjadi cleopatraku. Seharusnya aku merendahkan diri pada Allah yang telah memberiku umur hingga saat ini sembari mengucapkan syukur. Dadaku sesak oleh rasa bersalah dan rasa haru  karena mereka sangat peduli padaku dan masa depanku. Isak didada semakin meninggi dan… tanpa kusadari, kurengkuh kaki ayah dan “ Oh Ayah, … maafkan anakmu ini yang tak tahu diri, yang tak tahu menjaga kehormatan keluarga. Anakmu memang bodoh… maafkan aku ayah…”. Aku menangis karena aku memang salah, aku ingin kembali seperti dulu yang selalu mendapat rangking dikelas dan sudah pasti Ayah dan Bunda akan menatap bangga padaku.

Selanjutnya aku merasakan betapa jemari ayah menyentuh rambutku dan membelainya dengan kasih sayang, semakin tak tertahankan keharuan dalam dadaku tatkala kurasakan bahwa belaian ayah sangatlah tulus. Lalu aku beringsut ke tempat bunda dan langsung kucium lututnya sambil menumpahkan segala penyesalan yang barengi rasa haru yang dalam. Lidahku tak mampu lagi untuk bicara karena isak tangis masih meraja disaat itu. Aku hanya merasakan kasih sayang yang berlimpah manakala jemari bunda mendekap kepalaku didadanya sambil menenangkan hatiku.

Sekarang, 16 tahun telah berlalu, aku masih mengingat semua kejadian itu. Tak jarang aku hanya mampu menghela nafas dalam – dalam sambil terus menyesalkan perbuatanku dulu yang tunduk akan daun yang bernama ganja alias cimeng, sampai – sampai aku harus menggadaikan masa depanku. Syukurlah Allah masih memberi cahaya penerang melalui kemarahan ayah dan tatapan lembut bunda sehingga aku menyadari bahwa semua yang kulakukan bersama si cleopatra alias ganja bin cimeng itu adalah sangat keliru sekali. Alhamdulillah, aku selamat…

Dibatas kota ini, diantara lalu lalang kenderaan dan diatara kesibukan yang kulakukan, masih sempat ku ucapkan “ Ayah dan Bunda, aku sangat mencintai kalian, terima kasih karena berkat kalian telah kutemukan kebahagiaan ini…”

** Tulisan spesial untuk kado Ulang tahun Pernikahan Ayah dan Bunda yang ke 34 tahun. Kami selalu rindu untuk berkumpul kembali dirumah kita.

36 comments

  1. Kasih orang tua,kepedulian orang tua memang jadi hal yang utama kang saat kita terpuruk

    SalamPLUR

    1. Iya Bro,… bersyukurlah kita mempunyai orang tua yang peduli pada kita, 🙂
      saleum

  2. wow ini cerita nyata ya :O keren sekali, orangtua memang selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya ya 😀

    1. Itu cerita masa lalu saya. Masa muda yang hampir menjadi sia sia oleh Narkoba. Syukurlah saya selamat karena cinta mereka (ortu)
      Mudah2an saja anak2 muda sekarang selalu ingat bahwa Narkoba itu sifatnya merusak diri, masa depan dan hubungan baik pada orang tua, tetangga dan kawan kawan…

  3. Dee, tidak salah lagi kalau ada pepatah: cinta ibu (pastinya orang tua) sepanjang jalan, tapi cinta anak sepenggalah (sepanjang galah). Semoga tidak terjadi seperti itu cinta Dee buat ayah & bunda. Cintailah mereka sampai akhir hayat.

    1. Itu sudah pasti Bun, Hanya kematian yang akan menghentikan cinta kasih saya pada mereka. 🙂
      trims karena bunda sudah mengingatkan ku lagi…
      saleum

  4. Hiks..terharuu..
    Semoga Ayah Bundanya selalu di berikan kesehatan..
    dan semoga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya..

    1. Aamiin,… kami biasanya berkumpul setiap liburan bulan Ramadhan mbak Nchie 🙂 setahun sekali lah tepatnya,
      saleum

  5. alhamdulillah, semua telah menjadi baik seperti semula, berkat kasih sayang tak putus dari keduanya
    selamat ulang tahun perkawinan buat ayah dan bunda

    1. Trims atas ucapannya mbak monda… 🙂
      saleum

  6. Happy anniversary untuk ayah dan ibu ya Bang..

    1. trims mbak Orin, 🙂
      saleum

  7. absen dulu mas ah..lagi d warnet..heheee

    1. okeh deh… 🙂

  8. kadang orang sekitar adalah motivasi terbesar untuk berubah dan berbuat lebih baik

    1. memang begitulah adanya, andai kita mau berfikir dengan nurani… 🙂

  9. Abed Saragih · · Reply

    Mas bro CINTA=Cerita Indah Tentang kehidupAn

    1. Setuju… 🙂

  10. Saya suka posting-an ini…. 😥

    1. trimakasih karena kang asop menyukainya, semoga bermanfaat kang 🙂
      saleum

  11. semua punya masa lalu, dan yang terpenting adalah masa lalu bisa dijadikan suatu pelajran untuk bisa lebih baik di masa mendatang.
    Yang lalu biarlah berlalu, kita ini adalah yang sekarang.

    Ikut mendoakan yang terbaik untuk Ayah Bunda bang Dmilano. semoga Allah selalu memberkahi. 😀

    1. Aamiin…. trims atas doanya bang 🙂
      saleum

  12. Subhanallah…
    cinta ayah bunda memang tak pernah tergantikan..
    beruntung memiliki cinta seindah itu bang.. 🙂

    selamat ultah pernikahan untuk ayah dan bunda
    moga selalu diberkahi kebahagiaan dunia akhirat…

    salam bang…

    1. trimakasih mbak tia ya 🙂

  13. Irfan Handi · · Reply

    Subhanallah… saya jadi terharu mas.
    Luar biasa perjuangan Orang tua untuk anaknya. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Amin.
    Da tidak lupa mengucapkan, Selamat Ulang tahun Pernikahan Ayah dan Bundanya yang ke 34 mas.

    1. trimakasih mas irfan atas ucapannya buat orangtuaku, 🙂
      saleum

  14. Kunjungan pertama bro , ditunggu kunjungan baliknya ..
    Salam persahabatan , thanks ^^

    1. okeh deh, trims dah mampir…. 🙂
      saleum

  15. Alhamdulillah, semuanya menjadi baik kembali krn kasih sayang orang tua
    semoga masa lalu ini bisa membawa hikmah yg lebih baik utk kedepannya ,aamiin

    Selamat ulang tahun perkawinan utk Ayah dan bunda Dmilano
    semoga selalu sehat dan bahagia dlm ridho Allah swt semata ,aamiin
    salam

    1. Aamiin, trimakasaih bunda atas ucapannya, 🙂
      saleum

    2. Aamiin, trimakasaih bunda atas ucapannya, 🙂
      saleum

  16. itulah hidup yaa mas, dan pengalaman adalah pelajaran hidup yang utama.. bersyukur karena kita mempunyai orang tua yang selalu setia mendo’akan kita, hingga Allah pun tak pernah lelah untuk kembali menuntun kita ke arah yang benar kembali..

    salam manis dari Palembang mas 🙂

    1. Betul mbak, pengalaman adalah guru yang terbaik. 🙂
      saleum

  17. Saya membaca cerita ini ketika adzan subuh berkumandang, rasanya sangat menggetarkan. Saya terbayang bagaimana susahnya orang tua berusaha menyadarkan anaknya agar kembali ke jalan yang benar dan tangis ibu di penghujung solat malam.

    Last, but not least, happy belated anniversary, semoga selalu diberikan keberkahan oleh Allah 🙂

    1. Aamiin, saya dah merasakan betapa dengan kasih sayang mereka tersebut semua kesalahan yg pernah saya buat semakin nampak jelas. sungguh bikin terharu ketika saya teringat lagi kejadian tersebut.

  18. Pengalaman hitam ya mas semoga tidak akan pernah terulang dan tertular pada siapapun

    sekeras apapun orang tua kita, beliau tidak pernah membenci kita dalam hati. Terkadang rasa sayang mereka yang besar sehingga harus berbuat kasar menurut anak

    salam dari pamekasan madura

Bagaimana menurut anda... :)