Ranup Lam Puan

Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan untuk menuliskan tentang salah satu seni budaya di negeri tempat saya tinggal. Saya seperti mendapat sebuah kehormatan untuk mempublikasikan salah satu Seni Budaya Aceh yakni Tarian Ranup Lam Puan, warisan dari para endatu (leluhur) kepada para sahabat. Sebelumnya saya memanjatkan doa semoga saya dijauhkan dari  sifat menyombongkan sesuatu dalam penyampaian tulisan ini. Sepantasnya kita semakin bersyukur pada Tuhan YME atas keaneka ragaman budaya yang terdapat dinegara kita.

TARI Ranup Lampuan merupakan salah satu karya seni monumental yang dilahirkan oleh para seniman Aceh. Ranup Lampuan dalam bahasa Aceh, berarti sirih dalam puan. Puan adalah tempat sirih khas Aceh. Karya tari yang berlatar belakang adat istiadat ini secara koreografi menceritakan bagaimana kebiasaan masyarakat Aceh menyambut tamu ini setiap gerakannya mempunyai arti tersendiri. Seperti gerakan salam sembah, memetik sirih lalu membuang tangkainya, membersihkan sirih, menyapukan kapur, lalu memberi gambir dan pinang, sampai menyuguhkan sirih kepada yang datang. Jika sahabat ingin tau bagaimana irama tarian ini, dengar saja backsound dari blog ini. 🙂

ranup lam puan

ini ranup artinya daun sirih

ini Puan artinya tempat sirih khas aceh

Meski hampir selalu menjadi suguhan utama dalam setiap upacara penyambutan tamu di Aceh, namun tidak banyak masyarakat Aceh yang tahu tentang asal usul dan siapa pencipta tari ini.

penari ranup lampuan

Adalah Almarhum Yuslizar yang yang lahir di Banda Aceh pada 23 Juli 1937, Beliau lah pencipta Tarian Lanup Lam Puan yang fenomenal ini. Tarian Ranup Lampuan diciptakan beliau ditahun 1959,. Selain menciptakan Tarian ini, beliau juga menciptakan Tari Meusare-sare, Bungong Sieyueng-yueng, Tron U Laot, Poh Kipah, Tari Rebana, dan Sendratari Cakra Donya Iskandar Muda.

Tari ini, pada mulanya hanya terdapat di Kotamadya Banda Aceh. Akan tetapi dengan cepat tersebar ke setiap kabupaten dankotalainnya di seluruh Aceh.

senyum mereka manis kan?

Pada awalnya, tari ini tidak menggunakan selendang sebagai properti, dan penarinya memakai sanggul Aceh yang tinggi dihiasi hiasan kepala. Tarian yang berdurasi tiga sampai sembilan menit ini diiringi orkestra atau band. Adapun sosok pencipta musik dari irama tarian lanup lam puan adalah Almarhum T Djohan pengarang lagu Tanoh Lon Sayang. Maka jadilah irama musik Tarian Ranup Lampuan seperti yang kita dengarkan selama ini.

memberi sirih pada tamu

Ranup Lampuan merupakan kreasi mentradisi setelah menjalani proses panjang untuk menjadi tari tradisi dengan terus menyesuaikan diri sesuai zaman. Maka tahun 1959 ketika tim kesenian Aceh akan melakukan lawatan kerajaan ke Malaysia dalam rangka pertukaran cendramata, tari Ranup Lampuan dimodifikasi dengan menambah tiga orang penari pria, dua penari sebagai pemegang pedang dan satu penari sebagai pemegang vandel.

Kemudian sekitar tahun 1966, setelah mendengar saran dari para tetua adat, bahwa pekerjaan menyuguhkan sirih adalah pekerjaan kaum perempuan, maka alangkah baiknya jika tari tersebut ditarikan oleh perempuan saja. Begitu juga tentang persoalan durasi waktu pertunjukan yang dirasakan terlalu panjang, sehingga tari Ranup Lampuan mengalami pemadatan. Hal ini berjalan sekitar delapan tahun.

Pasca PKA II tahun 1972, dengan munculnya seni tradisional memberi pengaruh terhadap tari Ranup Lampuan khususnya untuk iringan tarian. Semula iringan musik Orkes atau band selanjutnya peran ini diganti dengan iringan alat musik tradisional yaitu Serune kale, Gendrang, danRapa‘i. Pengubahan ini sejalan dengan permintaan dari panitia Festival tari tingkat nasional 1974 yang meminta tari tradisional tampil dengan diiringi musik tradisional pula. Hal itu diubah ketika acara peresmian gedung pertamina di BlangPadang.

Bagi mereka pencinta tari Aceh, menelusuri jejak Tari Ranup Lampuan sama seperti merekam budaya Aceh, tari yang merefleksikan kehidupan sehari-hari orang Aceh yang terkenal ramah dan suka memuliakan tamu. Sudah seharusnya penciptanya pun mendapat tempat untuk diabadikan dan selalu diingat masyarakat Aceh.

Saleum

( naskah/foto dikutip dari berbagai sumber)

12 comments

  1. Salam Takzim
    memang bang Dmilano aceh banged dah, saya suka sekali bang nanti saya pinjam naskahnya buat arsip budaya di rumah saya bang
    Salam takzim Batavusqu

    1. Silahkan bang, 🙂
      Alangkah bahagianya hati ini jika sesuatu yang ada diblog saya bisa berguna bagi sahabat lainnya.
      Saya cinta aceh bang 🙂 , sebisa mungkin saya akan publish.

      1. Bang, saya juga ada menulis tentang tarian ini. Banayak juga nukil dari post abang. Sekalian minta izin pakai foto yang ada orang pake toga di atas. Udah saya watermark kalao poto dari situs abang. Izin ya.. 😀

        boleh dilihat di sini bang : http://duekbeukong.com/info_aceh/2014/02/tari-ranup-lampuan/

  2. […] dan artistik. Gerakan inilah yang akhirnya menjadi tarian tradisional asal Aceh yang dinamakan Tari Ranup Lampuan. Menyajikan ranup kepada tamu dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa […]

  3. […] dan artistik. Gerakan inilah yang akhirnya menjadi tarian tradisional asal Aceh yang dinamakan Tari Ranup Lampuan. Menyajikan ranup kepada tamu dalam tradisi Aceh adalah sebuah ungkapan rasa […]

  4. […] kemaren saya sudah mempostingkan tentang Tarian Ranup Lampuan dan daun sirih sebagai Ranup tanda mulia dalam lingkar Budaya Aceh, kali ini saya akan berbagi […]

  5. MANTAP! SEPULUH JEMPOL.

  6. Safha ichaf moeluchy_na tuu · · Reply

    Tarian ranup lampuan adalah tarian favorite aku lo . . . So, makasie bAnget yea dah kasie banyak info tentang tarian ini . . .

  7. Safha ichaf moeluchy_na tuu · · Reply

    Tarian ranup lampuan adalah tarian favorite aku lo . . . So, trimong gaseh tat beh dah kasie banyak info tentang tarian ini . . .
    Wasalam . .

    1. Aku malah suka akan iramanya 🙂

  8. Ini bukan warisan endatu (leluhur) tapi warisan Almarhum Yuslizar, Jelas tari Ranup lampuan adalah kesenian baru yang di jadikan bagian dari adat dan budaya, tapi apakah sepadan dan wajar di sejajarkan dengan rapai,serune kalee,seudati/saman yang telah ada ratusan tahun sebelum ranup lampuan lahir?… bagaimana hal baru itu (tari ranup lampuan) disebut warisan budaya,sementara masih banyak tari dan seni lainnya yang berumur dan tercatat dalam sejarah kesultanan aceh malah dilupakan. Berapa banyak sekarang masyarakat aceh yang tau tentang tari Top alee tunjang? tari Laweut? Sebuah dilema dan salah kaprah bangsa aceh dalam kekalutan politik dan budaya

  9. great post. lestarikan terus budaya seni tari di aceh. regards 🙂

    http://www.doxapest.co.id/index.php/pest-control-dan-anti-rayap

Bagaimana menurut anda... :)