Prosesi Sunat Rasul di Aceh Selatan

mencium tangan orang tua

Setelah kemaren saya sudah mempostingkan tentang Tarian Ranup Lampuan dan daun sirih sebagai Ranup tanda mulia dalam lingkar Budaya Aceh, kali ini saya akan berbagi dengan sahabat mengenai prosesi sunat rasul (khitan) yang setting nya saya ambil di daerah kelahiran saya di Kluet Selatan. Semoga postingan ini semakin menambah wawasan kita tentang keanekaragaman budaya dari nenek moyang.

Kluet Selatan adalah sebuah kecamatan yang tergabung dalam wilayah kabupaten Aceh Selatan. Kluet Selatan beribukota Kandang yang terletak di gampong Suaq Bakong. Didaerah ini kehidupan masyarakatnya sangat damai dan tenteram. Ada banyak suku yang mendiami gampong Suaq Bakong seperti suku aceh asli, suku aneuk jamee dan suku kluet dan semuanya sudah membaur erat dengan masyarakat sekitar sehingga banyak terlahir adat budaya yang beragam. Walaupun dalam hal adat masih tetap berlaku aturan adat asli aceh, namun ada diantaranya telah terjadi pembauran dengan adat pariaman (minang) yang dianut oleh suku aneuk jamee sebagai suku mayoritas dikecamatan Kluet Selatan. Jadi jangan heran bila Acara pesta Khitan dan pesta Nikah dikampung kami diadakan selama 1 sampai 2 minggu, juga nama – nama prosesi acara khitanan di Aceh Selatan banyak menggunakan bahasa minangkabau. Baiklah saya akan melampirkan arsip foto untuk melengkapi postingan tentang Prosesi Sunat Rasul di Aceh Selatan

1. Niniak Mamak

Acara duduk niniak mamak

Sebelum melaksanakan sunat rasul pihak keluarga melakukan duduak niniak mamak atau duduk bersama sanak famili untuk menetapkan tanggal, hari dan bulan acara yang akan dilaksanakan.  Setelah kesepakatan ditetapkan maka selanjutnya pihak keluarga menyiapkan persiapan, termasuk menyebar undangan. Biasanya undangan berupa sirih atau permen (untuk perempuan) dan rokok ( untuk laki-laki)

2. Pasang Tampek

memasang perlengkapan adat didalam rumah

para pemuda sedang memasang teratak untuk tamu

Setelah waktu ditetapkan, masyarakat (pemuda) bantu membantu melakukan persiapan untuk acara sunatan rasul (khitan), proses persiapan akan dipimpin langsung oleh ketua pemuda setempat. Mulai dari membangun teratak, angkat-mengangkat sampai dengan hal-hal lainnya yang membutuhkan bantuan pemuda.

3. Malam Duduak Rami

acara duduak rami, mengabarkan ke masyarakat maksud acara dirumah

Duduak rami merupakan acara duduk bersama segenap masyarakat desa terutama tokoh dan perangkat-perangkat desa lainnya, kegiatan ini guna mengabarkan, membahas keunuri rayeuk (acara kenduri) atau acara utama pada hari “H”.

4. Ba Inai

proses bainai yang dilakukan oleh kerabat perempuan

Ba Inai atau memakai inai (pacar) di sekitar ujung jari tangan kaki pada Linto yang akan disunat rasul(khitan), kegiatan ini dimulai dari malam Duduak rami setelah tamu pulang hingga tiga malam berturut-turut. Ba Inai biasanya dilaksanakan oleh perempuan-perempuan remaja yang masih memiliki hubungan famili maupun tetangga.

5. Basuntiang

proses basuntiang, atau acara tepung tawar

Basuntiang adalah proses pemberkahan secara adat. Biasanya akan dilaksanakan esok harinya setelah malam Duduak rami, Basuntiang  ini dilakukan oleh beberapa pihak keluarga terdekat atau yang memiliki hubungan emosional dengan keluarga yang menyelenggarakan acara. Acara basuntiang ini sifatnya seperti utang tersirat artinya pihak penyelenggara yang sudah mendapatkan pesuntiang ini dari tamu atau keluarga dekat, akan melakukan hal yang sama pada saat pihak pesuntiang yang lain akan menyelenggarakan  acara  sunat rasul maupun acara pernikahan.

Pasuntiang Hewan Sembelihan

acara pasuntiang hewan ternak yang akan disembelih sebagai penghargaan pihak rumah kepada hewan ternak yang akan disembelih

6. Kanduri Urang Datang

para ibu yang datang sedang mempersiapkan makanan untuk tamu

kesibukan dirumah kenduri

Kanduri Urang Datang adalah dimana para ibu-ibu  tetangga dan desa setempat datang membantu menyiapkan persiapan untuk acara puncak keesokan harinya dengan memasak, dan menyiapkan beberapa keperluan lainnya sedangkan beberapa lainnya menyiapkan balee (tempat) untuk acara Mandi Pucuak  keesokannya.

7.  Urang Datang / Hari Puncak

acara makan bersama dengan para tamu

Urang Datang merupakan hari puncak dimana para tamu undangan akan datang beramai – ramai kerumah untuk mengucapkan kata – kata selamat dan bersalaman dengan Linto khitan dan orang tuanya. Dihari tersebut para tamu akan dijamu makan dan minum oleh pihak tuan rumah. Ada juga pergelaran kesenian yang digelar sebagai penghormatan tuan rumah terhadap tamu.

 7. Mandi Pucuak (Mandi bersiram air dalam janur )

acara mandi pucuak, mandi yang diselenggarakan oleh pemuka adat untuk linto sunat rasul

setelah acara mandi, linto akan digendong oleh salah satu perwakilan niniak mamak menuju rumah

Selanjutnya acara Mandi pucuak (memandikan dengan air dalam janur kuning), acara mandi pucuak ini akan dipimpin oleh ibu kepala desa kepada si linto, calon yang akan dikhitan. Biasanya diacara ini akan disertai dengan alunan selawat dan nyanyian Hasyem Meulangkah, yakni sebuah nyanyian tentang cerita hasyem yang akan melaksanakan khitan yang dibarengi dengan tarian. Sebelum prosesi mandi pucuak ini, si Linto akan terlebih dahulu dipangkas rambutnya oleh orang pilihan dari keluarganya.

8. Menyerahkan ke Mudin ( Tukang Khitan)

acara ini ditangani langsung oleh mudin/mudem sebagai pelaksana khitan

Prosesi menyerahkan ke Mudin dilakukan setelah acara mandi pucuak, si Linto sudah siap dengan pakaian adat aceh. Acara ini berupa penyerahan anak dari orang tua ke mudin ( Tukang Khitan) dengan tujuan agar dalam proses khitan nanti si Tukang Khitan akan menjamin dan menjaga keselamatan si Linto seperti menjaga anaknya sendiri. Dalam sesi itu juga diadakan makan bersama antara si Linto dengan Tukang Khitan atau disebut diaceh Selatan dengan nama Mudin atau Mudem.

9. Sunat/Khitan

setelah proses khitan

Setelah serangkaian acara diatas, barulah masuk pada pokok acara yaitu Khitan. Acara yang mendebarkan hati ini  biasanya berlangsung setelah para undangan sudah pulang dan tinggallah sanak famili yang menunggu acara utama, biasanya proses khitan berlangsung sekitar sore hari

10. Bajago

giliran anak- anak muda yang berjaga jaga agar si linto yang dikhitan tidak lasak sehingga akan mengganggu luka setelah khitan

Sebahagian anak muda berjaga diluar, mereka semalam suntuk akan memantau setiap gerakan si linto khitan

Bajago merupakan tradisi untuk menjaga si Linto pasca khitan. Setelah khitan, si Linto tidak boleh melakukan aktivitas yang bebas, hanya tidur untuk mempercepat penyembuhan. Dalam proses penyembuhan inilah para pemuda akan berjaga dimalam hari selama tiga malam untuk melayani si sakit sampai  fajar. Selama  berjaga para pemuda melakukan aktivitas dengan bermain catur, bercerita dan aktivitas lainnya supaya tidak tertidur.

11. Minta Izin

Acara ini adalah dimana tokoh masyarakat, pemuda dan pemudi diundang untuk hadir  kembali oleh pihak tuan rumah guna menyampaikan ucapan terima kasih atas rasa kebersamaan selama acara pesta khitanan itu berlangsung. Dalam prosesi ini tuan rumah akan meyediakan sebanyak empat buah jamba ( nasi tumpeng ) yang akan diberikan secara adat kepada  Imam Mesjid, atau Ulama dikampung tersebut, Perangkat  Adat dan hukum, Ketua Pemuda, dan Tukang masak nasi yang sudah ditunjuk oleh pihak keluarga selama acara pesta khitan berlangsung. Acara minta izin ini biasa berlangsung pada malam hari dan sekaligus sebagai acara penutup dari sebuah acara / kenduri di gampong kluet Selatan dan Aceh Selatan pada umumnya.

Begitulah sederetan tradisi acara sunat rasul( khitan) dikecamatan Kluet Selatan Kebapaten Aceh Selatan. Dalam hal melayani undangan biasanya dijamu dengan hidangan dalam talam atau Baki. Namun belakangan ini tradisi menjamu sudah mulai digantikan dengan istilah adat perancis. Dimana tradisi ini merupakan adat barat dimana para undangan datang, makan dan pulang. So, mari melestarikan adat istiadat yang diwariskan nenek monyang kita sebagai penghargaan/bukti bahwa mereka pernah ada.

saleum

 Special Thank's to pasierajaku

39 comments

  1. lumayan tuh biayanya! 😎

    1. Eh ada bunda mahes, 🙂
      Masalah biaya memang sangat lumayan besar disetiap acara adat di kampung kami bun, akan tetapi dengan banyaknya sanak famili yang membantu semuanya bisa teratasi kok. setidaknya pihak tuan rumah menyediakan sekitar 60% saja dan selebihnya itu akan dibantu oleh sanak famili, begitu besar arti persaudaraan di kampung kami bun dan bisa dilihat dari awal acara hingga berakhir.
      trims dah mampir ya bun, senang sudah bisa berbagi
      saleum

  2. Rame nian bang……
    apa harus seperti itu bang kalau mau ada khitanan????
    kalau di jawa sih ga semewah itu…

    salaam

    1. Begitulah prosesinya di kampung saya bang mab, sudah tradisi dari nenek moyang :), tidak semua kabupaten menyelenggarakan pesta khitan seperti didaerah kami yakni aceh selatan, ada yang cuma 4 atau 5 hari saja, namun ada juga yang melaksanakan selama 2 minggu, tegantung dengan dana

  3. anugrha13 · · Reply

    panjang beuud ya bang acaranya heheh…padahal itu baru sunat kalo nikah pasti lebih panjang…itu prosesinya makan waktu brp lama???trus maaf boleh tau ga kisaran abisnya biasa mpe brp hehehe

    1. Biasanya antara pesta khitan dan pesta nikah di kampung saya pasti akan memakan waktu yang hampir sama sob, pada umumnya berlangsung ada 1 minggu dan ada 2 minggu, semua tergantung kesepakatan keluarga. kalau mengenai dana nya saya gak hitung mas, 😀

  4. Salam Takzim
    Ini sebuah ritual yang memperkaya khasanah budaya nusantara, saya juga akan pinjam ini bang nanti untuk kumpulan budaya dirumah saya, semoga bang Dmilano berkenan.
    Kembali tersampai ucapan ribuan terima kasih atas hadirnya bang Dmilano ke gubuk saya, salam budaya dan
    Salam Takzim Batavusqu

    1. Silahkan bang, jika berguna tentu saya akan bahagia. Semua ini tersaji demi untuk saling mengenal akan adat budaya daerah masing masing. kan seperti kata pepatah ” Lain lubuk lain pula ikannya..” hehehe
      saleum dmilano

      1. baik bang langsung saya sedot nih hehehe
        Sambil ngeteh nyedot sunatan manstab

        1. Saya malah suka sedot teh nya bang, terasa hangatnya diperut, 🙂
          saleum

  5. santiang bana ado mbo caliak poto rajo epi mo dak yan

    1. Hahaha… kalau acara kanduri dikampuang nakdo dakyan, apolah kato wan taleb, hehe… kalau rajo epi tu memang harus ado, kan niniak mamak.
      saleum

  6. Wow,….meriah sekali ya bang. saya Jadi ingat ketika adik saya nikah sama putri Aceh, 10 hari saya mengikuti acara di sana ternyata,…luar biasa dibandingkan di tempay saya paling dua hari selesai. Ini sebuah budaya yang perlu diktahui oleh kita sewagai warga negara Indonesia tentunya. Salam kenal dari Pekalongan.

    1. Saleum juga dari aceh,
      begitulah yang namanya warisan leluhur, pada dasarnya semua prosesi itu punya makna tersendiri, namun jika dibandingkan dengan prosesi sekarang nampaknya semua sudah banyak berubah. ada yang cukup 2 – 3 hari saja, yach, itu tergantung dri pribadi masing2 bang. Tapi di aceh masih sangat banyak yang tetap melaksanakan tradisi. itu yang sangat saya syukuri,
      saleum dmilano

  7. wowwww bisa di bilang megah yah untuk sebuah ukuran Khitan, tapi klo memang sudah adatnya memang harus di lakukan dan di junjung tinggi yah…
    indonesia memang kaya akan adat dan budaya yah…

    1. betul sob, kekayaan budaya itu akan menjadi landmark suatu negeri, mudah2an bisa selalu bertahan karena sangat berpengaruh sekali pada hubungan baik antara tuan rumah dengan sanak famili dan juga dengan masyarakat. sangat positif memang
      trims sudah berbagi

  8. bahasanya kok mirip bahasa padang ta, ada ninik mamak dan basuntiang juga,,

    1. gini sob, di Aceh Selatan ada suku Aneuk Jamee yang menjadi suku mayoritas di sana, suku tersebut menggunakan bahasa minang pariaman sebagai bhasa sehari hari, lihat postingan saya tentang “https://dmilano.wordpress.com/2011/04/04/menelusuri-sejarah-suku-aneuk-jamee/ ” utk referensinya. semua prosesi tsb awalnya menggunakan bahasa aceh, namun karena settingnya acara di daerah yg mayoritas aneuk Jamee sehingga bahasa prosesinya menggunakan bahasa jamee alias pariaman. gitu sob

  9. Wow panjang banget yah..
    meriah nya..
    biaya berapa tuh..
    emang harus begitu yah..

    1. Tradisi ini memang sudah demikian adanya sob, malah jika tiada prosesi yg seperti ini, tuan rumah akan merasa “kurang puas” dengan pestanya. begitulah jika tradisi sudah menjadi keharusan. Semua itu tidak pula dipaksakan harus 2 minggu atau 1 minggu, setidaknya prosesi2 yang pokok diatas harus dilaksanakan. jika mengenai biaya saya gak tau brapa habis karena dlm pesta tsb ada semacam “gotong royong” biaya sesama keluarga besar mereka.
      saleum

  10. wuiihh benar2 ya prosesinya panjang dan lama.. dan tentu memakan biaya yang tidak sedikit.. tapi bagus juga adat budaya masih digunakan..

    1. Kalau bicara masalah biaya memang cukup besar yang harus dikeluarkan pihak tuan rumah, namun adat itu mengajarkan bahwa ada rasa gotong royong dalam hubungan kekeluargaan dengan si tuan rumah. misalnya sanak saudara yang akan selalu membantu kekurangan itu dengan menyumbang kelapa, ikan dan ada juga beras. semua itu akan di”bayar” ketika si penyumbang akan mengadakan kenduri atau pesta. begitulah adat mbak 🙂

  11. salam kenal.. sangat sakral sekali ya kayaknya…

    1. Salam kenal juga,
      memang sakral kok, 🙂

  12. salam sahabat
    maaf telat
    unik yach prosesi ini sangat unik,terima kasih infonya

    1. Salam juga mbak dhana,
      Keunikan yang menyenangkan mbak, karena disaat kenduri/pesta tsb, maka si tuan rumah seperti merasa dalam sebuah keluarga yang besar, karena semua sanak famili yg jauh akan berkumpul dirumah itu, makan dan tidur dirumah itu hingga acara berakhir.
      saleum,

  13. paibiopai · · Reply

    hheu,, ribet juga yeuh,,

    1. padahal jika dilaksanakan malah menyenangkan sob, karena setiap prosesi itu sudah ada koordinatornya yg telah ditunjuk oleh pihak keluarga.

  14. Marchei Riendra · · Reply

    Acara khitanannya panjang banget sampai ada Ba Inai segala kaya prosesi mau nikahan saja. hehehe…
    Kalau saya anak laki-laki pasti senang kalo acara khitanannya seperti itu. Seperti pangeran. hihihi
    Kalau di jawa, biasa saja. Ga seramai ini.
    Beneran seru.

    1. Hehehe,… diaceh memang masih banyak berlaku tradisi ini mbak marchei… saya hanya berbagi ritual2 penting saja karena pecahan dari ritual2 tersebut ada lagi, namun sudah jarang dilaksanakan.
      trims sudah berbagi kata mbak 🙂
      saleum dmilano

  15. wooww….
    jadi ingek baliak waktu basunat dulu dikampuang….
    hehehhe….
    salut… mudah mudahan seiring berkembangnya zaman dan berjalannya waktu.. tradisi ini tetap ada dan kental melekat hingga generasi seterusnya…amin

    saleum

    1. saleum,
      itulah gunonyo, supayo awak ingek ka masa lalu 🙂

  16. […] pembaca batavusqu tidak jenuh membacanya. Oh ya postingan ini saya cuplik utuh dari blognya bang Dmilano,com. Bagaimana prosesinya mari kita simak […]

  17. wew mantab jadi tau info ttg prosesi sunatan di aceh, tengkyu broo

    1. sama sama bro 🙂
      saleum

  18. great article. jadi lebih memahami kebudayaan yang belom di ketahui di aceh ^^

    GPS Tracker

  19. baby · · Reply

    cukup meriah untuk selalu di rayakannya ya.

    Aksesoris Sparepart Motor

  20. […] Download Image More @ dmilano.wordpress.com […]

Bagaimana menurut anda... :)